Senin, 08 Juni 2020

covid 2020 dan Mamaks part 1



Wah sepertinya lockdown ini membuatku ingin mengobrak abrik keyboard buluk kesayanganku hihihi.. covid memang hebat bisa membuat semua orang mau tidak mau jadi betah dirumah secara paksa hahahaha.. dan aku adalah salah satu saksi hidup di jaman ini untuk mengabadikan peristiwa langka ini dari point of viewku.

Walaupun asal muasal virus ini masih diperdebatkan, dunia telah mencatat china sebagai negara pertama yang melaporkan kasus covid19 ini pd tgl 31 desember 2019. Banyak sekali isu yang berkembang bagaimana virus ini bisa mewabah ke seluruh dunia, dari konspirasi FBI, amerika, china, rekayasa gen, kecerobohan biosekuritas staf lab, hingga keterlibatan Bill Gates yang ingin depopulasi dunia dll. tidak ada yang bisa membuktikan semua teori jadi mari kita kesampingkan dahulu segala teori yang berkembang saat ini. Saya yakin kita semua sudah tau apa itu COVID19, saya akan bahas sedikit saja apa itu COVID19 selanjutnya saya akan bahas bagaimana virus ini mengubah perilaku keseharian masyarakat dunia terutama orang orang yang berada dalam keseharian saya.

Apa itu COVID19? penyakit menular yang disebabkan oleh coronavirus,  Apa itu CORONAVIRUS? kelompok virus yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan dan manusia seperti pendahulu covid yaitu Mers (Middle East Respiratory Syndrome) dan Sars (Severe Acute Respiratory Syndrome).

Saya masih ingat di bulan januari seluruh berita di televisi, medsos membicarakan tentang betapa dahsyat dan mengerikannya virus ini, indonesia masih anteng - anteng saja saat itu, banyak yang mengolok-olok, meremehkan bahkan meng elu elu kan betapa kuatnya orang indonesia bila sampai covid ini masuk paling hanya pilek, yang parah cuman ingus ijo aja yang keluar.. joke joke semacam itu bertebaran di medsos, grup wa dll..  saat dunia dicekam ketakutan dengan virus baru, orang kita jiwa kreatifnya muncul dengan dahsyatnya apapun bisa dijadikan lahan untuk bergosip, joke ataupun lahan bisnis, tidak ada yang salah dengan itu, memang perilaku setiap masyarakat berbeda di tiap daerah apalagi negara, saya pribadi saat itu masih meremehkan virus ini karena keterbatasan informasi dan kekurangan kepedulian dengan apa yang dialami dunia.

Bulan februari akhir aku mulai agak was was karena di indonesia khususnya jakarta ditemukannya kasus pertama covid yang dibawa WN jepang dan menulari beberapa orang indonesia, firasat sudah mulai gak enak dan yakin bahwa besok sejumlah besar tempat dijakarta pasti akan tutup, malam itu aku dan teman se-gank sempat berkaraoke untuk yang terakhir kalinya sebelum esoknya semua tempat benar seperti dugaanku ditutup besar besaran, tempat hiburan, mall, dan semua tempat yang mengakibatkan berkumpulnya orang ditutup sementara. Anak-anakku masih bersekolah, saat itu juga aku tarik semua anak-anakku dan meliburkannya sendiri.. tak lama akhirnya sekolah sekolah pun merumahkan anak anak satu minggu setelah aku merumahkan anak-anakku. Orang tidak tau dan tidak mengerti apa yang akan terjadi dengan adanya pembatasan besar besaran ini, para pekerja dirumahkan dan mulai bekerja dari rumah, sebagian pekerja yang harus bekerja diluar terpaksa berdiam diri dirumah tanpa penghasilan.

Situasi covid membuat semua orang kebingungan, banyak yang kehilangan penghasilan karena harus berdiam diri dirumah, sedangkan pilihannya hanya dua, keluar mencari makan untuk hidup resiko bertemu dengan covid, atau masuk diam dirumah tanpa penghasilan dan mati kelaparan. Yang beruntung yang masih bisa bekerja dirumah, walaupun tanpa masuk kantor banyak yang masih bisa beronline ria atau ber meeting ria dengan zoom atau aplikasi lain yang bisa menunjang segala kebutuhan pekerjaan mereka, suamiku adalah salah satu yang beruntung masih bisa mengajar dari rumah via video call walaupun kesusahan mengajar dengan cara seperti itu tapi kita masih bersyukur suami masih bisa menghasilkan uang didalam rumah tanpa harus keluar berperang menghadapi covid diluar sana. Yang berat adalah para tenaga kesehatan yang harus berhadapan langsung dengan pasien covid, mereka harus meninggalkan keluarga mereka berbulan bulan karena tidak mau pulang membawa penyakit, yang paling sedih lagi perilaku masyarakat yang menganggap tenaga kesehatan ini penyakit menular sehingga ada yang diusir dari pemukimannya hanya karena dia bekerja di rumah sakit, yah begitulah perilaku masyarakat kita yang kurang berempati, kurang informasi, phobia covid sehingga mudah memperlakukan manusia lainnya tanpa hati.

Sebulan berlalu mulai terlihat kepanikan dimana-mana, ditandai dengan menghilangnya beberapa bahan makanan yang diborong ataupun ditimbun oknum. Walau kadang bingung kenapa orang-orang borong gula putih sampai jejaknya hilang tak berbekas, kalau beras yang diborong masih masuk akal, lah memang apa sih gunanya gula putih saat pandemi ini? bukannya bagus kalau gula tidak ada kan bisa mengurangi risiko diabetes, apa gula itu dicemilin sebutir sebutir ya biar laparnya awet hihihi.. coba tolonglah jelaskan kepada diriku ini apa gunanya gula itu, karena saya sendiri bukan pengguna gula putih yang aktif, penggunaan gula putih dirumah bisa satu kilo 3 bulan. Btw saya sendiri termasuk oknum panic buying, termakan oleh berita-berita gak jelas yang bikin parno gak karuan, walhasil berkarung karung beras, sarden, snack anak dan indomie jadi sasaran penimbunan. Tapi lihat sisi baiknya, aku jadi tidak perlu ke pasar atau ke mart berkali kali untuk belanja keperluan sehari hari setidaknya dua minggu baru beli yg kurangnya saja. Sangat tipikal indonesia kalau Alex bilang (alex adalah suami dari temanku yg berasal dari bulgaria) it's typical indonesian he said hahahaha dengan konteks yang berbeda tentunya.

Kepanikan tidak hanya terjadi pada bahan makanan pokok saja, tapi terjadi juga dengan jasa asisten rumah tangga, banyak temanku yang merumahkan pembantunya begitu juga dengan diriku. Alasanku si ART ini kan tinggal berdempetan dan sudah pasti bersinggungan dengan banyak orang sekitar tempat tinggalnya, belum lagi perjalanan dia menuju kesini sudah pasti berpapasan kah atau saat dia berbelanja sudah pasti berkontak fisik dengan orang lain, hal itulah yang jadi pertimbanganku untuk merumahkan Art selama sebulan.

Tanpa ART  selama sebulan itu bukan main tantangannya, ketika dirumah dihuni oleh 3 anak anak, satu pria dewasa bisa dibayangkan betapa kewalahannya melayani mereka, apalagi 24 jam dirumah.. ada yang minta makan ini, minta makan itu dan kesemuanya harus aku masak hikss.. pakaian satu hari dikali 2 kali ganti dikali perorang menggunakan minimal 3 lembar, dikali 5 orang.. nah silahkan hitung sendiri berapa banyak cucian dan setrikaan yang harus dihadapi sehari-hari.. tapi ya begitulah semua aku bawa santai, gak pake ngeluh gak pake ngamuk, kadang kalau capek bisa aku biarkan begitu saja.. yah daripada sakit stress mikirin pekerjaan rumah yang gak ada habisnya iya kan. Apa yang aku alami terjadi juga dengan teman-temanku bahkan ada temanku yang tidak berani memanggil tukang AC walaupun ac nya rusak dia rela berpanas-panas ria daripada harus memanggil tukang untuk datang kerumah, sebagian lagi malah tidak keluar satu langkah pun semua kebutuhan abang gojek yang antar dan diterima oleh om satpam baru sampai ke empunya, benar benar diminimalisir kontak dgn dunia luar. Udah kayak pilem pilem yang dikarantina sekota, yang beda kita jadi pemainnya semua gak duduk dibangku penonton sambil ngunyah popcorn.

Situasi ini juga dimanfaatkan oleh para ibu-ibu bapak-bapak yang berjiwa bisnis, ada yang berjualan makanan online, ada yang berjualan masker, handsanitizer, sampai jasa semprot disinfektan.. bravo buat mereka yang masih bisa bergelut di dunia bisnis saat pandemi ini... to be continue

"jam sudah menunjukan pukul 23:01, anak anak sudah tidur dari pukul 21:00.. suami masih menemani dengan setia sambil dengerin musik dan nonton tv, seharian mamak abis beberes, masak, nyuci, malem dipake recokin keyboard.. besok lagi yah lanjutinnya.. bibi mau istirahat, besok hari yang panjang dimulai lagi.. semangat mamaks pejuang di era covid ini.. you are awesome.. stay safe, be healthy, jangan lupa bahagia hehehehe.."

continue next post "covid 2020 dan Mamaks part 2"



                                     mamaks bersama suami dengan masker harga 10rb an